Saat kamu ingin melakukan penelitian, salah satu langkah penting adalah menentukan siapa yang akan kamu jadikan objek penelitian.
Nah, proses pemilihan objek penelitian ini disebut pengambilan sampel atau sampling.
Sampel adalah sebagian dari populasi dalam penelitian, yang digunakan oleh para peneliti untuk dapat memperkirakan hasil penelitian.
Sedangkan teknik sampling merupakan bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel.
Ada dua cara utama untuk mengambil sampel, yaitu:
Sampel Acak (Probability Sampling)
Jadi, hasilnya diharapkan bisa mewakili populasi secara keseluruhan.
Bayangkan kamu punya sekantong kelereng dengan warna berbeda. Kalau kamu ambil kelereng secara acak tanpa melihat, itu simple random sampling.
Contoh:
Kamu ingin tahu rata-rata nilai ujian siswa kelas 10 di sekolahmu. Kamu bisa menuliskan nama semua siswa kelas 10 di gulungan kertas, lalu mengocoknya dan mengambil 30 nama secara acak. Setiap siswa punya kesempatan yang sama untuk terpilih.
Metode ini cocok kalau populasi punya kelompok-kelompok yang berbeda tapi penting untuk diwakili.
Contoh:
Kamu ingin meneliti kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas kampus. Mahasiswa bisa dibagi jadi beberapa strata atau kelompok, misalnya mahasiswa tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, dan tahun keempat. Lalu, dari setiap strata, kamu ambil sampel secara acak. Jadi, ada perwakilan dari setiap angkatan.
Kalau populasi tersebar luas dan sulit menjangkau setiap individu, metode ini bisa jadi pilihan.
Contoh:
Kamu ingin meneliti kebiasaan membaca buku anak-anak di sebuah kota besar. Kota itu bisa dibagi menjadi beberapa cluster atau wilayah perumahan. Kamu lalu memilih beberapa wilayah secara acak, dan semua anak di wilayah terpilih itu akan jadi sampel penelitianmu.
Metode ini simpel dan mudah dilakukan jika kamu punya daftar lengkap populasi.
Contoh:
Kamu punya daftar 1000 pelanggan supermarket. Kamu ingin mengambil 100 sampel. Kamu bisa memutuskan untuk memilih setiap pelanggan ke-10 dalam daftar. Jadi, kamu pilih pelanggan nomor 10, 20, 30, dan seterusnya.
Sampel Non-Acak (Non-Probability Sampling)
Biasanya, peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu atau kemudahan akses.
Kamu memilih sampel berdasarkan tujuan atau kriteria spesifik yang kamu inginkan.
Contoh:
Kamu ingin meneliti pengalaman ibu menyusui yang bekerja. Kamu akan mencari ibu-ibu yang memang memenuhi kriteria ini, bukan sembarang ibu menyusui.
Ini adalah metode paling mudah, kamu mengambil siapa saja yang kebetulan ada dan mudah dijangkau.
Contoh:
Kamu ingin tahu pendapat orang tentang sebuah produk baru. Kamu bisa mewawancarai teman-temanmu, tetanggamu, atau siapa saja yang kebetulan kamu temui di pusat perbelanjaan.
Mirip seperti bola salju yang makin lama makin besar, kamu memulai dengan beberapa sampel, lalu sampel tersebut merekomendasikan sampel lain.
Contoh:
Kamu ingin meneliti kelompok minoritas yang sulit dijangkau, misalnya seniman jalanan. Kamu bisa memulai dengan mewawancarai satu atau dua seniman jalanan, lalu meminta mereka memperkenalkan kamu pada seniman jalanan lainnya.
Kamu menentukan kuota untuk karakteristik tertentu dalam sampelmu, lalu mencari orang yang cocok sampai kuota terpenuhi.
Contoh:
Kamu ingin meneliti preferensi politik masyarakat di suatu daerah. Kamu menentukan kuota, misalnya 50% laki-laki dan 50% perempuan. Lalu, kamu mencari responden sampai kuota laki-laki dan perempuan terpenuhi.
Mirip dengan convenience sampling, tapi lebih mengandalkan siapa saja yang bersedia dengan mudah ditemui.
Contoh:
Kamu sedang di taman dan ingin tahu pandangan masyarakat tentang kebersihan. Kamu bisa mendekati siapa saja yang kebetulan lewat dan bertanya pada mereka.
Metode ini digunakan kalau populasi kamu sangat kecil, jadi kamu ambil semua anggota populasi sebagai sampel.
Contoh:
Kamu ingin meneliti preferensi politik masyarakat di suatu daerah. Kamu menentukan kuota, misalnya 50% laki-laki dan 50% perempuan. Lalu, kamu mencari responden sampai kuota laki-laki dan perempuan terpenuhi.
Metode ini dilakukan secara bertahap. Kamu memulai dengan sampel kecil, lalu jika dirasa kurang, kamu tambah sampel lagi.
Contoh:
Kamu ingin meneliti tingkat stres karyawan di sebuah perusahaan. Kamu mulai dengan mengambil sampel dari satu departemen. Setelah menganalisis data, kamu merasa perlu data dari departemen lain untuk kesimpulan yang lebih kuat, jadi kamu ambil sampel tambahan dari departemen lain.
Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data sampel guna menguji hipotesis yang disebutkan dalam penelitian.
Intinya, dengan memilih metode sampel responden penelitian yang sesuai, teliti dalam menyiapkan instrumen maka akan makin tinggi validitas penelitianmu,
dan pastikan untuk selalu memeriksa hasil data.
Dengan berkolaborasi bersama SurveyGua, dapat dipastikan penelitian kamu akan memiliki data yang valid, hasil riset dan penelitian kamu jadi kuat hipotesanya, hasil penelitian bisa dipercaya, dan pasti efisien dari biaya.
Data yang valid menjamin riset penelitian kamu memiliki kredibilitas.
Selalu utamakan validitas dalam setiap langkah penelitianmu.
Konsultasikan penelitian / risetmu dengan SurveyGua
dan raih hasil penelitian terbaik!