Menurutmu sebuah hal yang identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dan lain sebagainya. Kamu nggak salah. Frasa - Frasa tersebut, merupakan hasil yang diinginkan dari proses melakukan design thinking.
Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan dalam pekerjaan yang berkaitan Kreatifitas seperti: Desain Grafis, desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dan pekerjaan lain dibidang Kreatif.
Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Design thinking memang mempunyai keuntungan seperti penghematan biaya dan jaminan return of investment (ROI), membuat pengguna semakin loyal, dan menghemat waktu pengembangan.
Pendekatan Design thinking sangat penting dimiliki startup. Startup harus menciptakan, menguji produk atau jasa dan tak jarang gagal sebelum berhasil. Startup harus bisa mendefinisikan masalah dan menjawabnya dengan hasil produknya yang merupakan peran pendekatan metode Design Thinking.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Design Thinking? Bagaimana karakteristik dan penerapannya?
Kamu menemui banyak definisi mengenai Design Thinking di Internet. Misalnya, Design Thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.
Design Thinking adalah sebuah proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, sebuah pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.
Design Thinking meliputi proses-proses seperti analisis konteks, penemuan dan pembingkaian masalah, pembuatan ide dan solusi, berpikir kreatif, membuat sketsa dan menggambar, membuat model dan membuat prototipe, menguji dan mengevaluasi.
Sehingga Design Thinking merupakan sebuah Teknik dan Metode Pengolahan Data yang sangat baik digunakan dalam melakukan sebuah Riset dan Penelitian. Dan dapat termasuk menjadi Metode Kualitatif ( Qualitative ) yang sangat handel untuk memecahkan masalah.
Menyelesaikan masalah yang rumit.
Mengubah strategi menjadi solusi.
Menggunakan nalar abduktif dan produktif.
Menggunakan media pemodelan non-verbal, grafik atau spasial, misalnya, membuat sketsa dan membuat purwarupa.
Design Thinking juga dikaitkan dengan resep untuk inovasi produk dan layanan dalam konteks bisnis dan sosial. Tapi juga dikritik karena menyederhanakan dan meremehkan peran pengetahuan dan keterampilan teknis. Padahal pengetahuan dan ketrampilan teknis saja tidak dapat menghasilkan sebuah Produk dan Jasa yang dapat mengerti penggunanya, yaitu Manusianya itu sendiri.
Fungsionalitas baru, yaitu solusi yang memenuhi kebutuhan baru atau solusi yang memenuhi kebutuhan lama dengan cara yang sama sekali baru.
Solusi Tingkat kinerja yang lebih tinggi.
Menurunkan biaya produksi.
Peningkatan salabilitas.
Jadi, Design Thinking mencakup semua bentuk inovasi produk, termasuk terutama inovasi inkremental (kinerja yang lebih tinggi) dan inovasi radikal (fungsionalitas baru).
Dengan rekomendasikan pendekatan yang seimbang: Pengembang produk dan jasa harus mencari peluang di keempat bidang tersebut.
SurveyGua dibangun dan dikembangkan menggunakan metode Design Thinking sebagai pendekatan utama dalam proses Riset dan Penelitian yang dilakukan ( Lihat Metode SurveyGua )
Kebutuhan dan Kepentingan manusia sebagai pengguna, adalah fokus pendekatan paling utama dalam metode Design Thinking.
Design Thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka.
Sekelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah (problem-based), sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah (solution-based). Dengan kata lain, Design Thinking harus menghasilkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacam ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah.
Keterlibatan langsung di lapangan.
Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototipe. Yaitu menuangkan ide menjadi produk nyata. Pada Tahap ini, Tim harus melakukan pengujian langsung kepada produk / jasa setengah jadi yang dihasilkan dari Design Thinking.
Karakteristik hands-on tak akan ada pada bisnis yang tak menggunakan Design Thinking.
Misalnya dengan maraknya coffeeshop yang semakin menjamur di kota-kota besar.
Keberadaan coffeeshop dengan model bisnis dan penawaran yang sama satu dan yang lainnya, hanya akan membuat persaingan industri coffeeshop semakin ketat.
Karena ketidaksertaan Pemilik maupun Tim untuk turun langsung ke lapangan.
Pemilik dan Manajemen coffeeshop juga tidak berusaha mempertanyakan masalah dan kebutuhan yang ada pada peminat kopi.
Sebagai hasilnya, tidak ada produk solutif yang dihasilkan.
Karena Pemilik dan Manajemen hanya berfokus pada Penjualan dan Keuntungan semata
Menjadi kreatif berarti dapat menciptakan sesuatu yang baru.
Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang yang kreatif dapat menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan.
Kalau dilihat, intinya sama saja, bahwa kreativitas menuntut hal yang baru.
Karakteristik ini sangatlah erat dengan Design Thinking.
Memecahkan masalah dan menjawabnya dengan solusi memang tujuan utama dari Design Thinking. Namun, solusi yang ditawarkan juga harus memperlihatkan konsep yang segar demi menarik pengguna. Kalau solusinya sudah ada sebelumnya, wajar bukan jika pengguna tidak tertarik.
Mencari masalah baru, Design thinking selalu dimulai dengan mencari masalah.
Kenapa harus repot-repot mencari masalah?
Terbukti oleh ungkapan Henry Ford, founder salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia.
“Jika aku bertanya apa yang diinginkan pengguna, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat”
Meski pada akhirnya Ford tak menghasilkan kuda melainkan sebuah Mobil, setidaknya Henry Ford dengan Mobil "FORD" berhasil menyumbang sesuatu yang lebih cepat bukan?
Manusia sebagai Pengguna tidak tahu bahwa yang kamu hasilkan menjadi sesuatu yang sangat mereka butuhkan setelah tampak di depan mata.
Design Thinking ada untuk menjembatani kesenjangan ini. Digunakan berulang untuk menyodorkan keinginan yang tak tampak tersebut, sampai hasil yang ada dapat menjawab apa yang benar-benar dibutuhkan penggunanya.
SurveyGuaID merupakan Jasa Konsultan Survey yang Profesional dan berpengalaman, hingga dapat membantu dalam setiap Penelitian Akademis, Riset Personal, Market Research (Riset Pasar), bahkan saat ini SurveyGuaID ikut serta membantu dalam Pengembangan Bisnis/ Produk UMKM.
Dengan metode pendekatan Design Thinking, SurveyGua dapat dengan akurat memecahkan masalah untuk kebutuhan Anda.
Berbagai pendekatan dalam Riset dan Penelitian juga digunakan seperti: Pendekatan Personal, Wawancara Langsung, Focus Group Discussion ( Kelompok Diskusi ), Sebar Kuesioner Online dan Kuesioner Offline, Survey Kuantitatif, dan pendekatan lainnya.
BACA JUGA : Proses Design Thinking